.jpg)
[VIDEO] CERITA gigolo DI BALI
Ya, cerita fasal GIGOLO di Bali. Cerita fasal ini tengah panas di Indonesia. Khabarnya, cerita ini menjadi kecoh berikutan penerbitan sebuah dokumentari yang bertajuk "Cowboys in Paradise" oleh seorang pengarah filem, Amit Virmani berasal dari Singapura. Dokumentari ini telah ditayangkan di sebuah festival filem di Korea Selatan minggu lalu.
Sedutan dokumentari tersebut:
Oleh sebab mahu menjaga imej Bali, pemerintah Indonesia telah menjalankan operasi menangkap puluhan budak pantai atau digelar "koboi" kerana disyaki menjadi GIGOLO kepada pelancong wanita asing. Dokumentari itu juga menjadikan pengarah filem tersebut seolah-olah "musuh utama" di Bali sekarang. Orang Indonesia marah kerana dokumentari itu dikatakan telah mencemarkan imej Bali sebagai salah sebuah pusat pelancongan terulung di rantau ini.
Lanjut, sila baca pautan ini:
VIVAnews -- Beredarnya film dokumenter 'Cowboys In Paradise' yang menggambarkan kehidupan gigolo di Pantai Kuta dikhawatirkan akan menjatuhkan citra Bali di dunia internasional.
Ketua Komunitas Masyarakat Adat Kuta Gusti Ketut Sudira menegaskan, kasus tersebut dikhawatirkan akan memperburuk citra pantai Kuta, Bali yang selama ini sudah sohor dimata dunia.
"Kita bisa saja menganggap seperti itu (ada yang ingin menghancurkan), kita bisa saja mengira-ngira ada yang mengarah ke sana, karena nama Kuta yang sudah tinggi. Bila memang benar, saya tidak menyangka sejauh itu (merusak citra)," kata dia, Selasa 26 April 2010....
Ketua Komunitas Masyarakat Adat Kuta Gusti Ketut Sudira menegaskan, kasus tersebut dikhawatirkan akan memperburuk citra pantai Kuta, Bali yang selama ini sudah sohor dimata dunia.
"Kita bisa saja menganggap seperti itu (ada yang ingin menghancurkan), kita bisa saja mengira-ngira ada yang mengarah ke sana, karena nama Kuta yang sudah tinggi. Bila memang benar, saya tidak menyangka sejauh itu (merusak citra)," kata dia, Selasa 26 April 2010....
Singapore-based writer and director Amit Virmani told the thejakartaglobe.com that he never expected the documentary — which he describes as a compassionate look at the lives of the beach boys and their families — to create so much controversy and hatred.
He said the negative feelings were plain to see from the comments posted on the trailers to the film on Youtube.
“It’s unfortunate that people are making this out to be anti-Indonesian film by an Indian filmmaker,” Amit said. “That’s ridiculous and dangerous in today’s climate where harmony is so fragile. Besides, hatred is not what the film is about. And it’s not what Bali is about,” he said.
One of the emails sent to Amit describes his as an “irresponsible idiot” and he has “become the biggest enemy in Bali.”
Another calls him a “rubbish man,” mistaking him for an Indian man Amit interviewed as part of the documentary. In the film the man, who speaks positively about the Cowboys and says they have many positive economic impacts on the resort island, said the beach boys were part of the “national gross product,” which is misunderstood.
“Hi f***ing amit virmani... wtf do you mean by national gross product? you are the gross director.. I even don’t acquiesce to write your f***ing indian name in capital..because I dont f***ing respect rubish man like YOU !!!,” the email said.
Amit said the man was wrongly attacked for being “anti-Bali” and “jealous” of the Cowboys.
2 Comments »
|
Catatan
kah kah kah
Dekat cherating pun banyak gigolo...aku bohong? pi tengok sendiri esp lepas maghrib...